MAKALAH SENI
Tentang
PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN SENI RUPA

Disusun Oleh :
RUSMA DONAL : 510 . 060
Dosen Pembimbing :
Prof, Dr H Gloritap, MA
JURUSAN AQIDAH FILSAFAT
(AF)
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1434 H / 2013 M
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
SENI RUPA
Isi pembelajaran seni rupa mencangkup apresiasi seni rupa
dan mengekspresikan diri melalui kegiatan berkarya seni rupa. Guna mendukung
agar guru bisa melaksanakan pembelajaran tersebut diperlukan wawasan umum
tentang seni rupa dan bagaimana mengembangkan bahan ajarnya. Untuk itu guru
perlu memahami, antara lain: pengertian seni rupa, jenis-jenis karya seni rupa,
serta hal hal yang menyangkut analisa keindahan dan keunikan seni rupa.
Disamping itu guru perlu memahami prosedur apresiasi seni baik berkaitan dengan
apresiasi seni rupa terapan maupun apresiasi seni rupa murni agar bisa
membimbing siswa melakukan kegiatan apresiasi seni rupa.
Sedangkan
untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran berkarya seni rupa guru perlu memahami
wawasan berkarya seni rupa, antara lain: bahan, alat, unsur, dan
prinsip-prinsip seni rupa. Disamping itu guru juga perlu menguasai prosedur
berkarya seni rupa baik seni rupa terapan maupun seni rupa murni agar bisa
membimbing kegiatan berkarya seni rupa. Hasil karya seni yang dibuat tersebut
perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan merancang dan menyajikan dalam sebuah
pameran. Oleh karena itu guru juga perlu memahami bagaimana merancang dan
melaksanakan pameran karya seni rupa.
Setelah mempelajari bab 4, anda diharapkan dapat:
1.
mengembangkan
bahan ajar apresiasi dan berkarya seni rupa;
2.
menjelaskan
prosedur apresiasi dan berkarya seni
rupa;
3.
melakukan kegiatan apresiasi dan berkarya seni rupa
sesuai dengan karakteristik siswa; dan
4.
merancang
penyelenggaraan pameran seni rupa.
A.
Wawasan
Seni Rupa
Bahan ajar pendalaman materi yang
disajikan dalam buku ini masih terbatas, untuk itu guru perlu mengembangkan
sendiri lebih lanjut. Secara
garis besar jenis bahan ajar seni rupa dapat digolongkan menjadi seni rupa
terapan (karya seni kriya dan desain) dan seni rupa murni. Masing-masing
golongan seni tersebut dapat dijabarkan berdasarkan wilayah budaya meliputi:
lokal/setempat, nusantara dan mancanegara. Berdasarkan coraknya meliputi:
primitif, tradisional, klasik, modern dan kontemporer.
1. Pengertian Seni Rupa
Seni adalah aktivitas
manusia untuk mengungkapkan pengalaman estetis ke dalam wujud lahiriah dengan
tata susunan unsur yang indah, sehingga dapat menimbulkan pengalaman baru bagi
orang lain. Pengalaman estetik tersebut dapat disalurkan ke dalam berbagai media
yang salah satunya adalah media seni rupa. Seni rupa adalah jenis seni yang
menggunakan media atau unsur rupa (visual) atau unsur-unsur yang dapat diindera
oleh mata. Ciri lain seni rupa adalah dapat diraba, misalnya karya seni patung.
Seni rupa dikatakan berorientasi pada produk, karena itu karya seni rupa dapat
dinikmati dalam jangka waktu yang lama atau berulang-ulang.
Seni rupa dapat
dibedakan dalam berbagai klasifikasi. Berdasarkan demensinya, seni rupa dibagi
menjadi karya seni rupa dua demensi (dwi matra) dan karya seni rupa tiga
demensi (tri matra). Berdasarkan fungsinya dibedakan atas seni rupa
murni (fine art) dan seni rupa terapan (applied art). Berdasarkan
corak atau alirannya, dibedakan atas seni rupa tradisional dan seni rupa
modern, atau seni rupa representatif dan seni rupa non-representatif.
2. Jenis-Jenis Karya Seni Rupa
Jenis karya seni rupa
memiliki cakupan yang luas. Dalam buku ini akan dikaji beberapa jenis karya
seni rupa yang bisa dijadikan acuan dalam melaksanakan pembelajaran seni rupa
di SMP/MTs.
a. Gambar
Gambar adalah seni yang menggunakan medium garis sebagai unsur utamanya dan
termasuk karya seni rupa dua demensi. Gambar biasanya berfungsi sebagai media
membabarkan ide secara rasional, merekan peristiwa, hingga untuk kebutuhan
ekspresi. Berbagai peristiwa dapat kita transfer ke dalam gambar, seperti
keramaian pasar, kesibukan di terminal, suasana kebun binatang dan
sebagainya. Begitu pula benda perabot
rumah tangga, objek manusia, binatang dan sebagainya dapat direkam dalam gambar.
Wujud gambar dapat dihasilkan dengan menggunakan berbagai media dan teknik.
Gambar dapat dihasilkan dengan menggunakan media kertas. Alat yang bisa
digunakan meliputi: arang, pensil konte, crayon, pastel, kapur, cat air, cat
poster, tinta. Teknik menggambar bisa dengan goresan, pointilis, arsir, maupun
dioleskan. Penggunaan berbagai media dan teknik dapat menghasilkan berbagai
jenis gambar. Berikut beberapa penjelasan singkat tentang berbagai jenis
gambar.
Gambar teknik, adalah gambar yang digunakan untuk
rancangan bidang teknik, misalnya arsitektur atau permesinan. Pada gambar
teknik ini digunakan gambar proyeksi dan perspektif. Gambar proyeksi
dimanfaatkan untuk menampilkan gambar
benda dari berbagai pandangan atau tampak gambar depan, samping dan atas.
Sementara gambar perspektif digunakan untuk menampilkan kesan tiga demensi suatu benda dari suatu sudut pandang
tertentu.
Gambar ilustrasi, yaitu gambar yang digunakan untuk
kepentingan penjelasan suatu tulisan atau karangan. Gambar ilustrasi dapat
menyertai suatu cerita. Gambar ilustrasi juga dapat tampil secara dominan dan
tulisan hanya sebagai bagian yang memperjelas seperti pada komik. Gambar
ilustrasi bisa tampil secara realistik atau dengan penyimpangan. Tampil secara
realistik artinya gambar seperti kenyataan yang dapat dilihat kesesuaiannya
dengan kenyataan. Dengan penyimpangan artinya gambar ilustrasi menampilkan
gambar yang lucu tidak sesuai dengan kenyataan seperti gambar kartun. Gambar
yang juga lucu tapi mengandung makna sindiran disebut karikatur.
Gambar bentuk yaitu gambar yang menunjukkan obyek yang
realistik. Artinya gambar tersebut menampakkan seperti kenyataan, seakan-akan
wungkul, dan tampak meruang. Objek gambar bentuk dapat diambilkan dari
benda-benda alamiah dan/atau benda-benda budaya yang memiliki bentuk spesifik.
Objek benda-benda alamiah seperti: seperti gambar ember, kursi, botol, cangkir
dan sebagainya dapat disusun secara artistik untuk digambar. Benda-benda budaya
seperti: topeng, anyaman, keramik dan sebagainya. Benda-benda tersebut
dapat digolongkan ke bentuk geometrik dan non-geometrik. Untuk menghasilkan
gambar bentuk bisa dilakukan dengan cara melihat langsung benda atau dengan
cara mengangankan benda yang pernah dilihat.
Gambar Ornamen yaitu gambar yang digunakan sebagai hiasan. Biasanya terdiri dari
motif-motif garis, dan isian-isian berbentuk ragam hias. Misalnya hiasan tepi,
hiasan sudut, dan sebagainya. Gambar ornamen juga bisa digunakan untuk
mendekorasi benda. Apakah benda kecil
atau besar seperi almari, kotak perhiasan , dinding, tegel, pintu dan
sebagainya.
Gambar Sket yaitu gambar yang digunakan untuk merekam
keadaan, atau bantuan awal untuk rancangan melukis dan mematung. Bentuk gambar
sket ini sangat sederhana karena hanya memunculkan goresan-goresan yang
mewakili obyek dalam bentuk garis
sederhana. Gambar sket yang bisa mewadahi sebagai media untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaan secara pribadi sudah dapat dikategorikan sebagai karya
seni sebagaimana lukisan. Gambar yang demikian biasa disebut sebagai sketsa.
b. Seni Lukis
Seni lukis tergolong seni rupa
dua demensi yang unsur utamanya adalah warna. Seni lukis dapat dikatakan
sebagai media untuk mengungkapkan pengalaman batiniah seniman. Oleh karena itu
hasil karya seni lukis biasa bersifat pribadi. Media
dan teknik untuk melukis antara lain dapat menggunakan: kanvas, cat air, cat
minyak, cat acrilik, pewarna batik, kolase, grafis seni, grafis komputer dan
sebagainya. Objek lukisan bisa berupa objek alam maupun objek non-alam. Berdasarkan objek yang dilukis dihasilkan
berbagai jenis lukisan antara lain: lukisan pemandangan alam (landscape),
lukisan alam benda (still life), lukisan potret, lukisan lingkungan
hidup, binatang dan manusia, serta
lukisan abstrak. Dalam sejarah seni lukis dikenal berbagai macam aliran,
antara lain: lukisan primitifisme, naturalisme, realisme, surealisme,
klasikisme, romantisme, impresio-nisme, kubisme, ekspresionisme, dadaisme dan
sebagainya.
c. Seni Patung
Patung adalah karya seni rupa tiga dimensi dengan unsur utamanya adalah
masa atau ruang. Media untuk membuat
patung dapat berupa: kayu, batu, tanah
liat, semen pasir, logam, fiber dan sebagainya. Patung dapat dibuat dengan
menggunakan berbagai teknik yaitu: modeling, pahat, cor dan konstruksi. Teknik modeling
disebut juga dengan teknik membutsir, membentuk atau menguli. Teknik ini biasa
menggunakan bahan yang lembek seperti tanah liat / teracota. Teknik
pahat (carving), prinsipnya pematung mengurangi bahan (substractive)
yang akan dijadikan patung. Bahan yang bisa digunakan antara lain: batu, kayu
atau gibs. Teknik cor (casting) biasanya menggunakan cetakan, prinsipnya
pematung menggunakan bahan cair pada waktu proses pembuatan, kemudian bahan
tersebut akan beku dalam waktu tertentu. Sedangkan bahan yang bisa dipakai
antara lain: logam, bahan keramik, gibs, fiber glass, maupun plastik. Sedangkan
teknik konstruksi adalah cara pembuatan patung dengan cara menyusun,
mengkonstruksi, merangkai dan membangun komponen komponen bahan yang
terpisah-pisah untuk dijadikan satu. Teknik perakitan secara khusus disebut assembling.
Teknik konstruksi yang menghasilkan patung dengan cara digantung dan bisa
bergerak disebut mobile design.
d. Seni Grafis
Seni grafis adalah karya seni rupa yang dihasilkan dengan cara
dicetak/ direproduksi. Artinya karya tersebut dapat dibuat secara berulang
menggunakan cetakan. Teknik yang lazim digunakan adalah cetak tinggi, cetak datar,
cetak dalam, cetak saring dan cetak film. Istilah tersebut dipakai sesuai
dengan prinsip pencetakannya. Seni
grafis dapat dimanfaatkan untuk membuat karya grafis terapan seperti: cover
buku, pencetakan katalog, pencetakan kemasan produk mulai produk mainan,
makanan, barang-barang industri dan sebagainya. Disamping itu juga bisa
dimanfaatkan untuk membuat karya grafis yang sifatnya murni digunakan oleh
seniman untuk mengekspresikan gagasannya.
e. Desain Grafis
Desain grafis merupakan jenis
karya seni rupa terapan yang digunakan untuk menawarkan produk, jasa atau
menyampaikan informasi kepada khalayak. Desain grafis dalam dunia perdagangan
disebut reklame. Jenis grafis reklame antara lain: poster, spanduk, baliho,
kemasan, logo, brosu, katalog, etalase dan sebagainya.
f. Seni Kerajinan dan Seni Kriya
Seni kerajinan dan seni kriya
biasa diidektikkan dengan keterampilan tangan. Namun kedua istilah tersebut
sering dipisahkan pengertiannya. Seni kerajinan merupakan produk yang
berkembang dikalangan rakyat, mengutamakan fungsi, dan diproduksi secara masal.
Sementara itu seni kriya berkembang di lingkungan istana dengan penciptanya
adalah seniman, mengutamakan estetis, dan tidak diproduksi masal. Berdasarkan
bahan yang dipakai penggolongan seni kerajinan meliputi: kayu, tanah liat,
bambu, mendong, rotan, kulit, logam dan sebagainya. Berdasarkan teknik yang
digunakan, seni kerajinan bisa digolongkan antara lain kerajinan: ukir,
keramik, tenun, anyam, batik, sulam dan sebagainya.
g. Seni Instalasi
Seni instalasi adalah fenomena penggunaan berbagai
media dalam berkarya seni. Seni instalasi juga karena diilhami dari seni
lingkungan (environmental art) yang memberi keleluasaan penikmat untuk masuk dan terlibat dalam karya
seni itu sendiri. Seni instalasi bertema kritik sosial dan lingkungan. Performance
art juga merupakan fenomena masa kini yang menggunakan berbagai media dalam
seni rupa, musik, tari, sastra dan drama. Penggunaan multi media dalam seni
rupa juga berkembang dalam desain komputer grafis.
3. Unsur-Unsur Seni Rupa
a. Garis
Garis dikatakan sebagai unsur yang paling elementer di bidang seni
rupa. Ada yang menyatakan bahwa garis
adalah hubungan dari titik titik yang berderet dan bersambungan. Garis dipakai
untuk membatasi sosok bidang, warna ataupun gambar. Garis dapat pula berdiri
sendiri sebagai garis. Garis memiliki karakter sesuai perwujudannya. Garis
lurus tebal mengesankan keras; garis lengkung mengesankan lembut; bergerigi,
bergelombang, zig zag, patah patah, mengesan-kan menyentak, nakal, menggelitik.
Garis vertikal mengesankan anggun, kokoh, dan stabil; sedangkan garis
horizontal mengesankan melebar, tenang, kedamaian, dan statis. Oleh karena itu
garis merupakan unsur penting untuk menciptakan kesan tertentu dalam gambar.
b. Raut
Raut adalah tampang,
potongan atau bentuk suatu obyek. Raut
dapat terbentuk dari unsur garis yang melingkup dengan keluasan tertentu
sehingga membentuk bidang. Raut juga dapat berarti perwujudan atau perawakan
dari suatu obyek, dalam hal ini raut berarti bangun. Dalam pengertian yang lain
raut sering dipahami sebagai bidang atau bentuk. Jika bidang adalah permukaan
yang memiliki luas dan berarti pipih atau datar, Bentuk dianggap perawakan atau
perwujudan yang menggumpal
bervolume atau memiliki massa.
c. Warna
Warna merupakan unsur rupa
yang paling langsung segera menyentuh perasaan. Dengan warna karya seni rupa
yang ditampilkan menjadi menarik dan menyenangkan. Warna bisa merangsang indera
mata dan mempengaruhi kejiwaan. Oleh karena lukisan berwarna bisa mempengaruhi
pengamat, atau warna bisa memberikan pengaruh jiwa pelukisnya sehingga memiliki
ciri khas tersendiri.
Warna dibagi dalam beberapa jenis
yaitu warna primer, sekundair dan tersier. Warna primer atau warna pokok adalah
warna yang tidak dihasilkan dari percampuran warna, yaitu warna biru, merah,
dan kuning. Warna sekundair adalah warna
yang dihasilkan dari percampuran antara kedua warna primer, yaitu campuran warna merah dan kuning
menghasilkan warna oranye atau jingga; campuran warna merah dan biru
menghasilkan warna ungu atau violet; dan campuran warna kuning dengan biru
mengahsilkan warna hijau. Sedangkan warna tersier adalah warna yang dihasilkan
dari percampuran ketiga warna primer.
Contohnya warna coklat dihasilkan dari percampuran antara merah, biru,
dan kuning. Putih dan hitan dalam kajian teori warna cahaya tidak digolongkan
ke dalam warna karena hanya sebagai akibat terang dan gelapnya cahaya.
Sedangkan pada warna pigmen ada warna hitam dan putih yang juga bias dicampur
dengan berbagai warna yanga lain.
d. Tekstur
Tekstur adalah sifat atau kualitas suatu permukaan obyek atau benda. Penampakan tesktur itu dapat dilihat maupun
diraba dan dirasakan dengan alat peraba. Sifat tekstur dapat halus, licin ,
kasar, maupun berkerut. Diberbagai jenis karya seni rupa tekstur mengambil
peran penting sebagai penentu dan pembeda raut. Raut yang sama akan berbeda kualitasnya jika yang satu licin halus yang lainnya
kasar. Tekstur juga dibedakan atas
tekstur visual dan taktil, semu dan nyata. Pemanfaatan tekstur pada seni patung
akan memunculkan kualitas karya yang berbeda beda. Ada patung dari kayu dengan
tekstur yang halus dan licin. Ada patung dari semen pasir dengan tekstur yang
kasar dan bergerigi. Tekstur kayu akan berbeda dengan logam, demikian juga
tekstur batu akan berbeda dengan gibs dan sebagainya.
e. Ruang
Ruang adalah unsur yang menyatakan kesan kedalaman. Kesan ruang dapat
dinyatakan secara nyata seperti dalam seni patung atau sebatas ilusi/maya seperti dalam seni lukis dimana
penampilan gambar memberikan kesan ruang dengan penguasaan perspektif garis
atau warna. Di bidang seni rupa, ruang adalah unsur yang menunjukkan kesan
keleluasaan, kedalaman, cekungan, jauh atau dekat. Dua bidang yang sama jenis,
misalnya lingkaran, akan memberikan kesan yang berbeda jika ukuran kedua lingkaran
tersebut berbeda. Yang besar akan memberi kesan luas yang kecil akan memberi
kesan sempit. Jika berimpit akan memberi kesan dekat dan jika diatur berjarak
akan memberi kesan jauh. Dengan gambar perspektif akan ditemukan cara cara
untuk menampilkan jauh dan dekat. Kesan jauh dan dekat juga dapat ditimbulkan
dengan menggunakan perspektif warna. Ruang juga bisa diciptakan dengan
menggunakan bayang-bayang dan gelap terang. Penggunaan bayang-bayang akan
membuat kesan modulasi , artinya obyek akan kelihatan ungkul berkesan 3
demensi.
f. Gelap terang
Gelap terang adalah unsur rupa yang berkenaan dengan cahaya, baik secara
nyata seperti dalam seni patung atau
ilusi/maya seperti dalam seni lukis dimana penampilan gambar memberikan
kesan ruang. Dalam gambar kesan gelap terang diciptakan dengan teknik arsir,
sementara dalam seni lukis dapat diciptakan dengan penggunaan gradasi warna.
Bidang yang gelap berarti tidak kena cahaya dan bagian yang terang berarti kena
cahaya. Kualitas goresan pensil yang keras kuat dan tebal pada kertas akan
memberi kesan gelap. Sementara goresan yang ringan akan memberi kesan lebih
terang. Dalam seni lukis gelap terang juga dihasilkan dari penggunaan warna
yang berbeda. Sebaliknya pada seni patung gelap terang lebih disebabkan oleh permainan
raut dan ruang sehingga menampilkan kesan gelap terang.
4. Prinsip-Prinsip Seni Rupa
a. Kesatuan
Kesatuan (unity) adalah
kesan yang timbul dari unsur-unsur seni rupa yang terpadu menjadi satu bentuk
dan menghasilkan suatu ungkapan. Kesatuan merupakan integritas jalinan unsur
yang menjadi kebulatan konsep/gagasan. Karya lukis misalnya merupakan tatanan
unsur-unsur yang sudah diolah oleh pencipta dengan cara diselaraskan,
diseimbangkan, disebandingkan dan sebagainya. Jadi sebenarnya kesatuan akan terjadi
jika ada keselarasan, keseimbangan, proporsi maupun ritme.
b. Keseimbangan
Keseimbangan (balance)
memiliki peranan penting dalam seni. Keseimbangan dapat dicapai dengan mengatur
letak unsur-unsur hingga terasa tidak berat sebelah antara bagian yang satu
dengan bagian yang lain. Dalam karya seni tiga demensi merupakan keseimbangan
nyata karena susunan bentuknya, garisnya, tekstur ataupun warnanya. Sementara
itu dalam karya seni dua demensi merupakan keseimbangan semu. Prinsip
keseimbangan berkenanaan dengan kualitas bobot atau kesan berat ringannya suatu
karya. Keseimbangan dapat dibagi atas
dua jenis, yaitu: keseimbangan formal atau simetris dan keseimbangan non-formal
/asimetris/radial/memencar. Keseimbangan simetris yaitu keseim-bangan yang
diperoleh karena bagian-bagiannya selalu sama. Keseimbangan simetris bersifat
statis. Sedangkan keseimbangan asimetris yaitu keseimbangan karena antara
bagian-bagiannya tidak sama tetapi tetap seimbang. Keseimbangan ini lebih unik,
menarik, dan banyak memberikan banyak variasi. Keseimbangan asimetris lebih
bersifat dinamis.
c. Ritme atau Irama
Dalam seni rupa irama tidak
bisa dipegang atau diraba, tetapi dapat dirasakan. Irama terbentuk karena
pengulangan (repetition) dan gerakan (movement). Pengulangan bisa
dibuat melalui warna atau nada, bidang atau bentuk, garis dan tekstur. Terdapat
tiga kemungkinan terciptanya irama, yaitu: (1) karena pengulangan unsur; (2)
karena perbedaan ukuran, dan (3) karena perbedaan jarak. Irama pertama
memberikan kesan monoton, irama ke dua dan ke tiga memberikan kesan gerak
bervariasi atau dinamis.
d. Penekanan/Aksen
Prinsip penekanan disebut juga dengan prinsip dominasi yaitu upaya
penampilan pada bagian tertentu dari karya seni rupa yang menarik perhatian
(aksen) dengan cara mengatur posisi, perbedaan ukuran, perbedaan warna atau
unsur lain, dan pengaturan arah unsur.
e. Proporsi
Proporsi atau ukuran
perbandingan adalah upaya pengaturan yang berkenaan dengan ukuran antara bagian
yang satu dengan lainn dalam bentuk yang serasi. Besar kecil, luas sempit,
panjang pendek atau tinggi rendah adalah persoalan proporsi. Misalnya
perbandingan objek benda itu sendiri,
perbandingan antar objek atau bagian, perbandingan dengan bidang gambar,
dan perbandingan objek patung dengan pedestal.
f. Keselarasan/Harmoni
Harmoni adalah unsur-unsur
seni yang senada atau kombinasi bagian-bagian yang serasi. Sesuatu yang
selaras, harmonis dan serasi timbul karena kesamaan, kesatuan, dan tidak ada
pertentangan. Demikian pula pada karya seni rupa, prinsip keselarasan ini dapat dibuat dengan menata unsur yang mungkin
sama, sesuai atau tidak ada yang berbeda secara menyolok. Bidang lingkaran akan
lebih selaras jika dipadukan dengan garis lengkung daripada lingkaran dipadukan
dengan garis lurus. Warna yang tidak berbeda secara menyolok dengan gradasi
warna pastel atau warna-warna senada akan selaras jika saling dipadukan dari
pada warna-warna yang sangat kontras kadang membuat mata jadi sakit.
B. Apresiasi Seni Rupa
Pembelajaran
apresiasi seni khususnya seni rupa bertujuan untuk mengembangkan kesadaran,
pemahaman, dan penghargaan terhadap karya seni rupa. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran
apresiasi seni rupa dapat dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar, yaitu: (1)
kelas 1 meliputi: mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan daerah
setempat, menampilkan sikap apresiatif terhadap
keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat, dan menunjukkan sikap
apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan daerah
setempat; (2) kelas 2 meliputi: mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan
nusantara dan menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik
dalam karya seni rupa terapan nusantara; dan (3) kelas 3 meliputi:
mengidentifikasi seni rupa murni yang diciptakan di daerah setempat,
menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik seni rupa
murni daerah setempat, mengidentifikasi karya seni rupa murni yang diciptakan
di Indonesia, dan menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni
rupa murni Indonesia.
Contoh kompetensi
dasar untuk kelas VII semester I adalah (1) mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan daerah setempat
dan (2) menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan
dan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat. Guru Seni Budaya dapat mengembangkan
pembelajaran apresiasi tersebut berdasarkan seni rupa yang ada di daerahnya
masing-masing. Misalnya di daerah Malang ada kerajinan topeng, gerabah, anyam
dan sebagainya. Pengembangan pembelajaran topeng Malang sebagai contoh, guru
perlu mempersiapkan bahan dan media untuk mendukung pencapaian kompetensi dasar
tersebut. Pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan
mulai dari kegiatan pengamatan topeng, identifikasi atau deskripsi topeng,
analisis topeng hingga sampai pada penafsiran kesan/makna topeng. Guru bisa mengembangkan sendiri
format-format apresiasi seni. Contoh sederhana adalah dengan membuat
identifikasi nama topeng, fungsi dan asalnya.
Contoh tabel Identifikasi
karya seni topeng
Kelompok :
........................................
Anggota :
........................................
No
|
Gambar Topeng
|
Hasil Identifikasi
|
Penjelasan Asal Daerah
|
|
Nama
|
Fungsi
|
|||
01.
|
![]() |
Kebo-keboan
Topeng kerbau
|
Untuk upacara
adat
|
Asalnya dari
Banyuwangi
|
02.
|
![]() |
Topeng
Panji Gunung Sari
|
Untuk seni
pertunjukan
|
Asal dari
Jogjakarta
|
Pengembangan untuk siswa
berlatih mengidentifikasi nama
topeng, fungsi dan asal topeng pada tabel berikut ini.
Tabel Identifikasi
karya seni topeng
Kelompok :
.................................................
Anggota :
.................................................
No
|
Gambar Topeng
|
Hasil Identifikasi
|
Penjelasan
Asal Daerah
|
|
Nama
|
Fungsi
|
|||
01.
|
![]() |
|
|
|
02.
|
![]() |
|
|
|
03.
|
![]() |
|
|
|
04.
|
![]() |
|
|
|
Kegiatan
identifikasi bisa dilanjutkan dengan menampilkan sikap apresiatif. Berikut
contoh bagaimana menampilkan sikap apresiatif dengan cara mengisi kolom tentang
analisis bentuk, karakter, hingga penafsiran kesan/makna.
Tabel
Identifikasi bentuk dan karakteristik karya seni topeng
Kelompok :
.......................................................................................
Anggota : .......................................................................................
No
|
Gambar Topeng
|
Hasil Identifikasi
|
Penjelasan kesan/makna
|
|
Bentuk dasar
|
karakter
|
|||
01.
|
![]() |
![]() |
lucu
|
Topeng
berbentuk sebagian dan menyatu dengan
bentuk bibir pemakai, membuat kesan lucu
|
02.
|
![]() |
![]() |
Meng-
gelikan
|
Bentuk topeng
oval. Dengan mata bulat agak keluar, bibir agak terbuka tebal dengan gigi
memberi kesan menggelikan
|
Cobalah sekarang
berlatih menafsirkan bentuk
topeng, karakter dan kesan topeng pada tabel berikut ini.
Tabel
menafsirkan bentuk, karakteristik dan
kesan/makna topeng.
Kelompok :
.......................................................................................
Anggota : .......................................................................................
No
|
Gambar Topeng
|
Hasil Identifikasi
|
Penjelasan kesan/makna
|
|
Bentuk dasar
|
karakter
|
|||
01.
|
![]() |
|
|
|
02.
|
![]() |
|
|
|
03.
|
![]() |
|
|
|
04.
|
![]() |
|
|
|
Kegiatan apresiasi pada level
yang lebih tinggi bisa dilanjutkan dengan analisis bentuk ornamen , warna,
hingga makna/simbol bentuk dan warna topeng tersebut. Hal ini disesuaikan
dengan kedalaman atau keluasan bahan ajar yang perlu disajikan kepada siswa sesuai
tingkat kelas.
C. Berkarya Seni Rupa
Guru Seni Budaya perlu menguasai kompetensi berkarya seni
rupa yang dalam kurikulum minimal ada 4 aspek, yaitu: menggambar bentuk,
merancang seni kriya, menciptakan karya seni rupa dan memamer-kan hasil karya seni
rupa.
Prosedur berkarya seni rupa
dapat dikembangkan dengan melihat kompetensi yang ada, misalnya di SMP dapat
digambarkan sebagai berikut: (1) kelas VII
smt 1 meliputi: menggambar bentuk dengan objek karya seni rupa terapan
tiga dimensi dari daerah setempat, merancang karya seni kriya dengan
memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat, membuat karya seni kriya dengan
memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat; (2) kelas VII smt 2 meliputi:
menggambar bentuk dengan objek karya seni rupa terapan tiga dimensi dari daerah
setempat, membuat karya seni kriya dengan teknik dan corak daerah setempat,
menyiapkan karya seni rupa hasil buatan sendiri untuk pameran kelas atau
sekolah, dan menata karya seni rupa hasil buatan sendiri dalam bentuk pameran
kelas atau sekolah; (3) kelas VIII smt 1 meliputi: merancang karya seni kriya
tekstil dengan teknik dan corak seni
rupa terapan Nusantara, membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik dan
corak seni rupa terapan Nusantara, dan mengekspresikan diri melalui karya seni lukis/gambar; (4) kelas VIII smt 2
meliputi: membuat karya seni kriya
tekstil dengan teknik dan corak seni
rupa terapan Nusantara, mengekspresikan diri melalui karya seni grafis,
menyiapkan karya seni rupa hasil karya sendiri untuk pameran kelas atau
sekolah, menata karya seni rupa hasil karya sendiri dalam bentuk pameran kelas
atau sekolah; (5) kelas IX smt 1 meliputi: memilih unsur seni rupa Nusantara
untuk dikembangkan menjadi karya seni murni, mengekspresikan diri melalui karya
seni rupa murni yang dikembangkan dari unsur seni rupa Nusantara; (6) kelas IX
smt 2 meliputi: mengekspresikan diri
melalui karya seni rupa murni yang dikembangkan dari beragam unsur seni rupa
Nusantara dan mancanegara di luar Asia, menyiapkan karya seni rupa yang diciptakan
untuk pameran di sekolah atau di luar sekolah, dan menata karya seni rupa yang
diciptakan dalam bentuk pameran di sekolah atau di luar sekolah. Berikut contoh
pengembangan pembelajaran kelas VII semerter 1, yaitu: menggambar bentuk dengan
objek karya seni rupa terapan tiga dimensi dari daerah setempat; merancang
karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat.
1. Menggambar Bentuk Topeng
Topeng
memang agak sulit digambarkan karena banyak variasi-nya. Upaya mewujudkan gambar sebuah topeng sama dengan
menggambar bentuk dengan model topeng. Sebagai gambar bentuk, maka hal yang
paling mendasar adalah memindahkan obyek (dalam hal ini topeng) ke dalam bidang
gambar secara tepat. Dengan demikian diperlukan ketajaman dan ketelitian pengamatan
untuk mencapai detil bentuk obyek, termasuk didalamnya proporsi gelap terang
(pencahaya-an), modulasi, ketepatan/ kemiripan,
bentuk, warna, dengan memperhati-kan perspektif, gelap terang, dan
bayang-bayang.
Langkah-langkah
menggambar bentuk topeng dapat dilakukan sebagai berikut:
(a)
membuat
bentuk global topeng misalnya: bulat, bulat telur atau tak beraturan dan
sebagainya;
(b)
membagi bidang topeng menjadi 3
bagian;
(c) menentukan posisi mata, hidung, mulut dan
juga hiasan-hiasan yang ada;
(d)
membuat detil bentuk
masing-masing bagian wajah;
(e)
membuat gelap-terang dengan
menggunakan berbagai teknik arsiran.
Berikut salah contoh
langkah-langkah menggambar bentuk topeng. Mulailah dengan sket dan kemudian teruskan dengan
memberi arsiran.
![]() |
![]() |
||
Topeng Dewi Ragil
Kuning Sket Topeng Dewi
Ragil Kuning

Bentuk Topeng Dewi Ragil Kuning
Untuk melatih keterampilan siswa diminta memilih topeng sendiri
kemudian membuat gambar bentuk sesuai dengan langkah-langkah tersebut.
2. Mendesain Bentuk Topeng
Untuk mendesain topeng perlu
memperhatikan faktor faktor yang harus memenuhi prinsip seni terapan, yaitu:
a. Faktor
Estetis (mempunyai nilai indah)
Karya
seni kriya dikatakan indah apabila letak dan susunan (kompo-sisi)
unsur seninya tepat, baik bentuk maupun letaknya sehingga tampak serasi
atau harmonis. Disamping itu
harus ada unsur kelembutan, kehalusan, kerapian, dan kerajinan.
b. Faktor
Artistik
Suatu karya seni dikatakan
mempunyai nilai artistik bila karya tersebut mempunyai nilai yang memenuhi unsur seni, prinsip seni, dan fungsi seni.
c. Faktor
kegunaan (applied)
Faktor kegunaan merupakan yang
terpenting bagi seni kriya (seni rupa terapan). Dalam hal ini perlu
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
1) Keluwesan (flexibility) terdapat pada
hubungan yang serasi antara bentuk-bentuk benda dengan nilai gunanya, misalnya
kerajinan topi yang enak dipakai dan indah dipandang.
2) Keamanan (security)
Benda seni kriya harus dapat
menimbulkan rasa aman bagi pemakai atau pengunanya.
3) Kenyamanan (comfort)
Setiap benda kriya sebaiknya
membuat nyaman dan senang pemakai atau penggunanya.
d.
Faktor Tempat
Karya kriya (kerajinan) yang
diciptakan harus mempertimbangkan segi empat yang digunakan untuk meletakkan
benda kriya tersebut.
e. Faktor Rasa Bahan (karateristik bahan)
Faktor rasa bahan adalah sifat
dari suatu bahan,misalnya,sifat tanah liat, plastisin yang plastis, logam yang
bersifat keras, kayu yang lunak dan keras,dan rotan yang bersifat lentur.
f. Faktor
Selera
Karya seni kriya hendaknya
dapat memenuhi selera atau permintaan pasar atau pemakai, karena memiliki
tujuan komersil.
Berikut adalah salah satu
contoh langkah-langkah merancang topeng dalam bentuk sket.
![]() |
![]() |
||||
![]() |
Gambar sket rancangan Topeng
D. Ringkasan
1. Ciri-ciri seni rupa adalah jenis
seni yang menggunakan media rupa (visual), berorientasi pada produk, dan dapat
dinikmati dalam jangka waktu yang lama atau berulang-ulang.
2. Jenis-jenis seni rupa antara lain
meliputi: gambar, seni lukis, seni patung, seni grafis. desain grafis, seni
kerajinan/kriya, dan seni instalasi.
3. Unsur seni rupa meliputi: garis,
raut, warna, tekstur, ruang, dan gelap terang. Sedangkan prinsip seni rupa
meliputi: kesatuan, keseimbangan, ritme, proporsi, aksen, dan proporsi.
4. Prosedur apresiasi seni rupa meliputi:
mengidentifikasi, menganalisis, dan menafsirkan.
5. Prosedur berkarya seni berkarya seni
murni dan berkarya seni terapan.
E. Latihan
1.
Secara berkelompok (4 - 5 orang) lakukanlah kegiatan
diskusi untuk menghasilkan pemetaan kerangka isi bahan ajar kompetansi dasar
apresiasi seni rupa untuk satu semester. Kemudian kembangkanlah salah satu sub
materi secara lebih rinci dengan mengkaji buku ini dan sumber lain.
2.
Berdasarkan hasil pengembangan sub materi latihan 1,
buatlah bagan prosedur apresiasi dan berkarya rupa untuk siswa sekolah menengah
serta model-model format observasinya.
3. Tempelkan beberapa hasil karya seni
(misalnya: gerabah), kemudian lakukanlah kegiatan apresiasi sesuai prosedur.
Selanjutnya lakukan berkarya seni (misalnya mendesain gerabah).
4. Secara
berkelompok (4 - 5 orang) buatlah rancangan pameran hasil karya seni rupa (berdasarkan pengalaman atau
sumber pustaka yang pernah dipelajari).
MAKALAH SENI
Tentang
PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN SENI RUPA

Disusun Oleh :
RUSMA DONAL : 510 . 060
Dosen Pembimbing :
Prof, Dr H Gloritap, MA
JURUSAN AQIDAH FILSAFAT
(AF)
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1434 H / 2013 M
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
SENI RUPA
Isi pembelajaran seni rupa mencangkup apresiasi seni rupa
dan mengekspresikan diri melalui kegiatan berkarya seni rupa. Guna mendukung
agar guru bisa melaksanakan pembelajaran tersebut diperlukan wawasan umum
tentang seni rupa dan bagaimana mengembangkan bahan ajarnya. Untuk itu guru
perlu memahami, antara lain: pengertian seni rupa, jenis-jenis karya seni rupa,
serta hal hal yang menyangkut analisa keindahan dan keunikan seni rupa.
Disamping itu guru perlu memahami prosedur apresiasi seni baik berkaitan dengan
apresiasi seni rupa terapan maupun apresiasi seni rupa murni agar bisa
membimbing siswa melakukan kegiatan apresiasi seni rupa.
Sedangkan
untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran berkarya seni rupa guru perlu memahami
wawasan berkarya seni rupa, antara lain: bahan, alat, unsur, dan
prinsip-prinsip seni rupa. Disamping itu guru juga perlu menguasai prosedur
berkarya seni rupa baik seni rupa terapan maupun seni rupa murni agar bisa
membimbing kegiatan berkarya seni rupa. Hasil karya seni yang dibuat tersebut
perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan merancang dan menyajikan dalam sebuah
pameran. Oleh karena itu guru juga perlu memahami bagaimana merancang dan
melaksanakan pameran karya seni rupa.
Setelah mempelajari bab 4, anda diharapkan dapat:
1.
mengembangkan
bahan ajar apresiasi dan berkarya seni rupa;
2.
menjelaskan
prosedur apresiasi dan berkarya seni
rupa;
3.
melakukan kegiatan apresiasi dan berkarya seni rupa
sesuai dengan karakteristik siswa; dan
4.
merancang
penyelenggaraan pameran seni rupa.
A.
Wawasan
Seni Rupa
Bahan ajar pendalaman materi yang
disajikan dalam buku ini masih terbatas, untuk itu guru perlu mengembangkan
sendiri lebih lanjut. Secara
garis besar jenis bahan ajar seni rupa dapat digolongkan menjadi seni rupa
terapan (karya seni kriya dan desain) dan seni rupa murni. Masing-masing
golongan seni tersebut dapat dijabarkan berdasarkan wilayah budaya meliputi:
lokal/setempat, nusantara dan mancanegara. Berdasarkan coraknya meliputi:
primitif, tradisional, klasik, modern dan kontemporer.
1. Pengertian Seni Rupa
Seni adalah aktivitas
manusia untuk mengungkapkan pengalaman estetis ke dalam wujud lahiriah dengan
tata susunan unsur yang indah, sehingga dapat menimbulkan pengalaman baru bagi
orang lain. Pengalaman estetik tersebut dapat disalurkan ke dalam berbagai media
yang salah satunya adalah media seni rupa. Seni rupa adalah jenis seni yang
menggunakan media atau unsur rupa (visual) atau unsur-unsur yang dapat diindera
oleh mata. Ciri lain seni rupa adalah dapat diraba, misalnya karya seni patung.
Seni rupa dikatakan berorientasi pada produk, karena itu karya seni rupa dapat
dinikmati dalam jangka waktu yang lama atau berulang-ulang.
Seni rupa dapat
dibedakan dalam berbagai klasifikasi. Berdasarkan demensinya, seni rupa dibagi
menjadi karya seni rupa dua demensi (dwi matra) dan karya seni rupa tiga
demensi (tri matra). Berdasarkan fungsinya dibedakan atas seni rupa
murni (fine art) dan seni rupa terapan (applied art). Berdasarkan
corak atau alirannya, dibedakan atas seni rupa tradisional dan seni rupa
modern, atau seni rupa representatif dan seni rupa non-representatif.
2. Jenis-Jenis Karya Seni Rupa
Jenis karya seni rupa
memiliki cakupan yang luas. Dalam buku ini akan dikaji beberapa jenis karya
seni rupa yang bisa dijadikan acuan dalam melaksanakan pembelajaran seni rupa
di SMP/MTs.
a. Gambar
Gambar adalah seni yang menggunakan medium garis sebagai unsur utamanya dan
termasuk karya seni rupa dua demensi. Gambar biasanya berfungsi sebagai media
membabarkan ide secara rasional, merekan peristiwa, hingga untuk kebutuhan
ekspresi. Berbagai peristiwa dapat kita transfer ke dalam gambar, seperti
keramaian pasar, kesibukan di terminal, suasana kebun binatang dan
sebagainya. Begitu pula benda perabot
rumah tangga, objek manusia, binatang dan sebagainya dapat direkam dalam gambar.
Wujud gambar dapat dihasilkan dengan menggunakan berbagai media dan teknik.
Gambar dapat dihasilkan dengan menggunakan media kertas. Alat yang bisa
digunakan meliputi: arang, pensil konte, crayon, pastel, kapur, cat air, cat
poster, tinta. Teknik menggambar bisa dengan goresan, pointilis, arsir, maupun
dioleskan. Penggunaan berbagai media dan teknik dapat menghasilkan berbagai
jenis gambar. Berikut beberapa penjelasan singkat tentang berbagai jenis
gambar.
Gambar teknik, adalah gambar yang digunakan untuk
rancangan bidang teknik, misalnya arsitektur atau permesinan. Pada gambar
teknik ini digunakan gambar proyeksi dan perspektif. Gambar proyeksi
dimanfaatkan untuk menampilkan gambar
benda dari berbagai pandangan atau tampak gambar depan, samping dan atas.
Sementara gambar perspektif digunakan untuk menampilkan kesan tiga demensi suatu benda dari suatu sudut pandang
tertentu.
Gambar ilustrasi, yaitu gambar yang digunakan untuk
kepentingan penjelasan suatu tulisan atau karangan. Gambar ilustrasi dapat
menyertai suatu cerita. Gambar ilustrasi juga dapat tampil secara dominan dan
tulisan hanya sebagai bagian yang memperjelas seperti pada komik. Gambar
ilustrasi bisa tampil secara realistik atau dengan penyimpangan. Tampil secara
realistik artinya gambar seperti kenyataan yang dapat dilihat kesesuaiannya
dengan kenyataan. Dengan penyimpangan artinya gambar ilustrasi menampilkan
gambar yang lucu tidak sesuai dengan kenyataan seperti gambar kartun. Gambar
yang juga lucu tapi mengandung makna sindiran disebut karikatur.
Gambar bentuk yaitu gambar yang menunjukkan obyek yang
realistik. Artinya gambar tersebut menampakkan seperti kenyataan, seakan-akan
wungkul, dan tampak meruang. Objek gambar bentuk dapat diambilkan dari
benda-benda alamiah dan/atau benda-benda budaya yang memiliki bentuk spesifik.
Objek benda-benda alamiah seperti: seperti gambar ember, kursi, botol, cangkir
dan sebagainya dapat disusun secara artistik untuk digambar. Benda-benda budaya
seperti: topeng, anyaman, keramik dan sebagainya. Benda-benda tersebut
dapat digolongkan ke bentuk geometrik dan non-geometrik. Untuk menghasilkan
gambar bentuk bisa dilakukan dengan cara melihat langsung benda atau dengan
cara mengangankan benda yang pernah dilihat.
Gambar Ornamen yaitu gambar yang digunakan sebagai hiasan. Biasanya terdiri dari
motif-motif garis, dan isian-isian berbentuk ragam hias. Misalnya hiasan tepi,
hiasan sudut, dan sebagainya. Gambar ornamen juga bisa digunakan untuk
mendekorasi benda. Apakah benda kecil
atau besar seperi almari, kotak perhiasan , dinding, tegel, pintu dan
sebagainya.
Gambar Sket yaitu gambar yang digunakan untuk merekam
keadaan, atau bantuan awal untuk rancangan melukis dan mematung. Bentuk gambar
sket ini sangat sederhana karena hanya memunculkan goresan-goresan yang
mewakili obyek dalam bentuk garis
sederhana. Gambar sket yang bisa mewadahi sebagai media untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaan secara pribadi sudah dapat dikategorikan sebagai karya
seni sebagaimana lukisan. Gambar yang demikian biasa disebut sebagai sketsa.
b. Seni Lukis
Seni lukis tergolong seni rupa
dua demensi yang unsur utamanya adalah warna. Seni lukis dapat dikatakan
sebagai media untuk mengungkapkan pengalaman batiniah seniman. Oleh karena itu
hasil karya seni lukis biasa bersifat pribadi. Media
dan teknik untuk melukis antara lain dapat menggunakan: kanvas, cat air, cat
minyak, cat acrilik, pewarna batik, kolase, grafis seni, grafis komputer dan
sebagainya. Objek lukisan bisa berupa objek alam maupun objek non-alam. Berdasarkan objek yang dilukis dihasilkan
berbagai jenis lukisan antara lain: lukisan pemandangan alam (landscape),
lukisan alam benda (still life), lukisan potret, lukisan lingkungan
hidup, binatang dan manusia, serta
lukisan abstrak. Dalam sejarah seni lukis dikenal berbagai macam aliran,
antara lain: lukisan primitifisme, naturalisme, realisme, surealisme,
klasikisme, romantisme, impresio-nisme, kubisme, ekspresionisme, dadaisme dan
sebagainya.
c. Seni Patung
Patung adalah karya seni rupa tiga dimensi dengan unsur utamanya adalah
masa atau ruang. Media untuk membuat
patung dapat berupa: kayu, batu, tanah
liat, semen pasir, logam, fiber dan sebagainya. Patung dapat dibuat dengan
menggunakan berbagai teknik yaitu: modeling, pahat, cor dan konstruksi. Teknik modeling
disebut juga dengan teknik membutsir, membentuk atau menguli. Teknik ini biasa
menggunakan bahan yang lembek seperti tanah liat / teracota. Teknik
pahat (carving), prinsipnya pematung mengurangi bahan (substractive)
yang akan dijadikan patung. Bahan yang bisa digunakan antara lain: batu, kayu
atau gibs. Teknik cor (casting) biasanya menggunakan cetakan, prinsipnya
pematung menggunakan bahan cair pada waktu proses pembuatan, kemudian bahan
tersebut akan beku dalam waktu tertentu. Sedangkan bahan yang bisa dipakai
antara lain: logam, bahan keramik, gibs, fiber glass, maupun plastik. Sedangkan
teknik konstruksi adalah cara pembuatan patung dengan cara menyusun,
mengkonstruksi, merangkai dan membangun komponen komponen bahan yang
terpisah-pisah untuk dijadikan satu. Teknik perakitan secara khusus disebut assembling.
Teknik konstruksi yang menghasilkan patung dengan cara digantung dan bisa
bergerak disebut mobile design.
d. Seni Grafis
Seni grafis adalah karya seni rupa yang dihasilkan dengan cara
dicetak/ direproduksi. Artinya karya tersebut dapat dibuat secara berulang
menggunakan cetakan. Teknik yang lazim digunakan adalah cetak tinggi, cetak datar,
cetak dalam, cetak saring dan cetak film. Istilah tersebut dipakai sesuai
dengan prinsip pencetakannya. Seni
grafis dapat dimanfaatkan untuk membuat karya grafis terapan seperti: cover
buku, pencetakan katalog, pencetakan kemasan produk mulai produk mainan,
makanan, barang-barang industri dan sebagainya. Disamping itu juga bisa
dimanfaatkan untuk membuat karya grafis yang sifatnya murni digunakan oleh
seniman untuk mengekspresikan gagasannya.
e. Desain Grafis
Desain grafis merupakan jenis
karya seni rupa terapan yang digunakan untuk menawarkan produk, jasa atau
menyampaikan informasi kepada khalayak. Desain grafis dalam dunia perdagangan
disebut reklame. Jenis grafis reklame antara lain: poster, spanduk, baliho,
kemasan, logo, brosu, katalog, etalase dan sebagainya.
f. Seni Kerajinan dan Seni Kriya
Seni kerajinan dan seni kriya
biasa diidektikkan dengan keterampilan tangan. Namun kedua istilah tersebut
sering dipisahkan pengertiannya. Seni kerajinan merupakan produk yang
berkembang dikalangan rakyat, mengutamakan fungsi, dan diproduksi secara masal.
Sementara itu seni kriya berkembang di lingkungan istana dengan penciptanya
adalah seniman, mengutamakan estetis, dan tidak diproduksi masal. Berdasarkan
bahan yang dipakai penggolongan seni kerajinan meliputi: kayu, tanah liat,
bambu, mendong, rotan, kulit, logam dan sebagainya. Berdasarkan teknik yang
digunakan, seni kerajinan bisa digolongkan antara lain kerajinan: ukir,
keramik, tenun, anyam, batik, sulam dan sebagainya.
g. Seni Instalasi
Seni instalasi adalah fenomena penggunaan berbagai
media dalam berkarya seni. Seni instalasi juga karena diilhami dari seni
lingkungan (environmental art) yang memberi keleluasaan penikmat untuk masuk dan terlibat dalam karya
seni itu sendiri. Seni instalasi bertema kritik sosial dan lingkungan. Performance
art juga merupakan fenomena masa kini yang menggunakan berbagai media dalam
seni rupa, musik, tari, sastra dan drama. Penggunaan multi media dalam seni
rupa juga berkembang dalam desain komputer grafis.
3. Unsur-Unsur Seni Rupa
a. Garis
Garis dikatakan sebagai unsur yang paling elementer di bidang seni
rupa. Ada yang menyatakan bahwa garis
adalah hubungan dari titik titik yang berderet dan bersambungan. Garis dipakai
untuk membatasi sosok bidang, warna ataupun gambar. Garis dapat pula berdiri
sendiri sebagai garis. Garis memiliki karakter sesuai perwujudannya. Garis
lurus tebal mengesankan keras; garis lengkung mengesankan lembut; bergerigi,
bergelombang, zig zag, patah patah, mengesan-kan menyentak, nakal, menggelitik.
Garis vertikal mengesankan anggun, kokoh, dan stabil; sedangkan garis
horizontal mengesankan melebar, tenang, kedamaian, dan statis. Oleh karena itu
garis merupakan unsur penting untuk menciptakan kesan tertentu dalam gambar.
b. Raut
Raut adalah tampang,
potongan atau bentuk suatu obyek. Raut
dapat terbentuk dari unsur garis yang melingkup dengan keluasan tertentu
sehingga membentuk bidang. Raut juga dapat berarti perwujudan atau perawakan
dari suatu obyek, dalam hal ini raut berarti bangun. Dalam pengertian yang lain
raut sering dipahami sebagai bidang atau bentuk. Jika bidang adalah permukaan
yang memiliki luas dan berarti pipih atau datar, Bentuk dianggap perawakan atau
perwujudan yang menggumpal
bervolume atau memiliki massa.
c. Warna
Warna merupakan unsur rupa
yang paling langsung segera menyentuh perasaan. Dengan warna karya seni rupa
yang ditampilkan menjadi menarik dan menyenangkan. Warna bisa merangsang indera
mata dan mempengaruhi kejiwaan. Oleh karena lukisan berwarna bisa mempengaruhi
pengamat, atau warna bisa memberikan pengaruh jiwa pelukisnya sehingga memiliki
ciri khas tersendiri.
Warna dibagi dalam beberapa jenis
yaitu warna primer, sekundair dan tersier. Warna primer atau warna pokok adalah
warna yang tidak dihasilkan dari percampuran warna, yaitu warna biru, merah,
dan kuning. Warna sekundair adalah warna
yang dihasilkan dari percampuran antara kedua warna primer, yaitu campuran warna merah dan kuning
menghasilkan warna oranye atau jingga; campuran warna merah dan biru
menghasilkan warna ungu atau violet; dan campuran warna kuning dengan biru
mengahsilkan warna hijau. Sedangkan warna tersier adalah warna yang dihasilkan
dari percampuran ketiga warna primer.
Contohnya warna coklat dihasilkan dari percampuran antara merah, biru,
dan kuning. Putih dan hitan dalam kajian teori warna cahaya tidak digolongkan
ke dalam warna karena hanya sebagai akibat terang dan gelapnya cahaya.
Sedangkan pada warna pigmen ada warna hitam dan putih yang juga bias dicampur
dengan berbagai warna yanga lain.
d. Tekstur
Tekstur adalah sifat atau kualitas suatu permukaan obyek atau benda. Penampakan tesktur itu dapat dilihat maupun
diraba dan dirasakan dengan alat peraba. Sifat tekstur dapat halus, licin ,
kasar, maupun berkerut. Diberbagai jenis karya seni rupa tekstur mengambil
peran penting sebagai penentu dan pembeda raut. Raut yang sama akan berbeda kualitasnya jika yang satu licin halus yang lainnya
kasar. Tekstur juga dibedakan atas
tekstur visual dan taktil, semu dan nyata. Pemanfaatan tekstur pada seni patung
akan memunculkan kualitas karya yang berbeda beda. Ada patung dari kayu dengan
tekstur yang halus dan licin. Ada patung dari semen pasir dengan tekstur yang
kasar dan bergerigi. Tekstur kayu akan berbeda dengan logam, demikian juga
tekstur batu akan berbeda dengan gibs dan sebagainya.
e. Ruang
Ruang adalah unsur yang menyatakan kesan kedalaman. Kesan ruang dapat
dinyatakan secara nyata seperti dalam seni patung atau sebatas ilusi/maya seperti dalam seni lukis dimana
penampilan gambar memberikan kesan ruang dengan penguasaan perspektif garis
atau warna. Di bidang seni rupa, ruang adalah unsur yang menunjukkan kesan
keleluasaan, kedalaman, cekungan, jauh atau dekat. Dua bidang yang sama jenis,
misalnya lingkaran, akan memberikan kesan yang berbeda jika ukuran kedua lingkaran
tersebut berbeda. Yang besar akan memberi kesan luas yang kecil akan memberi
kesan sempit. Jika berimpit akan memberi kesan dekat dan jika diatur berjarak
akan memberi kesan jauh. Dengan gambar perspektif akan ditemukan cara cara
untuk menampilkan jauh dan dekat. Kesan jauh dan dekat juga dapat ditimbulkan
dengan menggunakan perspektif warna. Ruang juga bisa diciptakan dengan
menggunakan bayang-bayang dan gelap terang. Penggunaan bayang-bayang akan
membuat kesan modulasi , artinya obyek akan kelihatan ungkul berkesan 3
demensi.
f. Gelap terang
Gelap terang adalah unsur rupa yang berkenaan dengan cahaya, baik secara
nyata seperti dalam seni patung atau
ilusi/maya seperti dalam seni lukis dimana penampilan gambar memberikan
kesan ruang. Dalam gambar kesan gelap terang diciptakan dengan teknik arsir,
sementara dalam seni lukis dapat diciptakan dengan penggunaan gradasi warna.
Bidang yang gelap berarti tidak kena cahaya dan bagian yang terang berarti kena
cahaya. Kualitas goresan pensil yang keras kuat dan tebal pada kertas akan
memberi kesan gelap. Sementara goresan yang ringan akan memberi kesan lebih
terang. Dalam seni lukis gelap terang juga dihasilkan dari penggunaan warna
yang berbeda. Sebaliknya pada seni patung gelap terang lebih disebabkan oleh permainan
raut dan ruang sehingga menampilkan kesan gelap terang.
4. Prinsip-Prinsip Seni Rupa
a. Kesatuan
Kesatuan (unity) adalah
kesan yang timbul dari unsur-unsur seni rupa yang terpadu menjadi satu bentuk
dan menghasilkan suatu ungkapan. Kesatuan merupakan integritas jalinan unsur
yang menjadi kebulatan konsep/gagasan. Karya lukis misalnya merupakan tatanan
unsur-unsur yang sudah diolah oleh pencipta dengan cara diselaraskan,
diseimbangkan, disebandingkan dan sebagainya. Jadi sebenarnya kesatuan akan terjadi
jika ada keselarasan, keseimbangan, proporsi maupun ritme.
b. Keseimbangan
Keseimbangan (balance)
memiliki peranan penting dalam seni. Keseimbangan dapat dicapai dengan mengatur
letak unsur-unsur hingga terasa tidak berat sebelah antara bagian yang satu
dengan bagian yang lain. Dalam karya seni tiga demensi merupakan keseimbangan
nyata karena susunan bentuknya, garisnya, tekstur ataupun warnanya. Sementara
itu dalam karya seni dua demensi merupakan keseimbangan semu. Prinsip
keseimbangan berkenanaan dengan kualitas bobot atau kesan berat ringannya suatu
karya. Keseimbangan dapat dibagi atas
dua jenis, yaitu: keseimbangan formal atau simetris dan keseimbangan non-formal
/asimetris/radial/memencar. Keseimbangan simetris yaitu keseim-bangan yang
diperoleh karena bagian-bagiannya selalu sama. Keseimbangan simetris bersifat
statis. Sedangkan keseimbangan asimetris yaitu keseimbangan karena antara
bagian-bagiannya tidak sama tetapi tetap seimbang. Keseimbangan ini lebih unik,
menarik, dan banyak memberikan banyak variasi. Keseimbangan asimetris lebih
bersifat dinamis.
c. Ritme atau Irama
Dalam seni rupa irama tidak
bisa dipegang atau diraba, tetapi dapat dirasakan. Irama terbentuk karena
pengulangan (repetition) dan gerakan (movement). Pengulangan bisa
dibuat melalui warna atau nada, bidang atau bentuk, garis dan tekstur. Terdapat
tiga kemungkinan terciptanya irama, yaitu: (1) karena pengulangan unsur; (2)
karena perbedaan ukuran, dan (3) karena perbedaan jarak. Irama pertama
memberikan kesan monoton, irama ke dua dan ke tiga memberikan kesan gerak
bervariasi atau dinamis.
d. Penekanan/Aksen
Prinsip penekanan disebut juga dengan prinsip dominasi yaitu upaya
penampilan pada bagian tertentu dari karya seni rupa yang menarik perhatian
(aksen) dengan cara mengatur posisi, perbedaan ukuran, perbedaan warna atau
unsur lain, dan pengaturan arah unsur.
e. Proporsi
Proporsi atau ukuran
perbandingan adalah upaya pengaturan yang berkenaan dengan ukuran antara bagian
yang satu dengan lainn dalam bentuk yang serasi. Besar kecil, luas sempit,
panjang pendek atau tinggi rendah adalah persoalan proporsi. Misalnya
perbandingan objek benda itu sendiri,
perbandingan antar objek atau bagian, perbandingan dengan bidang gambar,
dan perbandingan objek patung dengan pedestal.
f. Keselarasan/Harmoni
Harmoni adalah unsur-unsur
seni yang senada atau kombinasi bagian-bagian yang serasi. Sesuatu yang
selaras, harmonis dan serasi timbul karena kesamaan, kesatuan, dan tidak ada
pertentangan. Demikian pula pada karya seni rupa, prinsip keselarasan ini dapat dibuat dengan menata unsur yang mungkin
sama, sesuai atau tidak ada yang berbeda secara menyolok. Bidang lingkaran akan
lebih selaras jika dipadukan dengan garis lengkung daripada lingkaran dipadukan
dengan garis lurus. Warna yang tidak berbeda secara menyolok dengan gradasi
warna pastel atau warna-warna senada akan selaras jika saling dipadukan dari
pada warna-warna yang sangat kontras kadang membuat mata jadi sakit.
B. Apresiasi Seni Rupa
Pembelajaran
apresiasi seni khususnya seni rupa bertujuan untuk mengembangkan kesadaran,
pemahaman, dan penghargaan terhadap karya seni rupa. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran
apresiasi seni rupa dapat dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar, yaitu: (1)
kelas 1 meliputi: mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan daerah
setempat, menampilkan sikap apresiatif terhadap
keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat, dan menunjukkan sikap
apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan daerah
setempat; (2) kelas 2 meliputi: mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan
nusantara dan menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik
dalam karya seni rupa terapan nusantara; dan (3) kelas 3 meliputi:
mengidentifikasi seni rupa murni yang diciptakan di daerah setempat,
menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik seni rupa
murni daerah setempat, mengidentifikasi karya seni rupa murni yang diciptakan
di Indonesia, dan menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni
rupa murni Indonesia.
Contoh kompetensi
dasar untuk kelas VII semester I adalah (1) mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan daerah setempat
dan (2) menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan
dan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat. Guru Seni Budaya dapat mengembangkan
pembelajaran apresiasi tersebut berdasarkan seni rupa yang ada di daerahnya
masing-masing. Misalnya di daerah Malang ada kerajinan topeng, gerabah, anyam
dan sebagainya. Pengembangan pembelajaran topeng Malang sebagai contoh, guru
perlu mempersiapkan bahan dan media untuk mendukung pencapaian kompetensi dasar
tersebut. Pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan
mulai dari kegiatan pengamatan topeng, identifikasi atau deskripsi topeng,
analisis topeng hingga sampai pada penafsiran kesan/makna topeng. Guru bisa mengembangkan sendiri
format-format apresiasi seni. Contoh sederhana adalah dengan membuat
identifikasi nama topeng, fungsi dan asalnya.
Contoh tabel Identifikasi
karya seni topeng
Kelompok :
........................................
Anggota :
........................................
No
|
Gambar Topeng
|
Hasil Identifikasi
|
Penjelasan Asal Daerah
|
|
Nama
|
Fungsi
|
|||
01.
|
![]() |
Kebo-keboan
Topeng kerbau
|
Untuk upacara
adat
|
Asalnya dari
Banyuwangi
|
02.
|
![]() |
Topeng
Panji Gunung Sari
|
Untuk seni
pertunjukan
|
Asal dari
Jogjakarta
|
Pengembangan untuk siswa
berlatih mengidentifikasi nama
topeng, fungsi dan asal topeng pada tabel berikut ini.
Tabel Identifikasi
karya seni topeng
Kelompok :
.................................................
Anggota :
.................................................
No
|
Gambar Topeng
|
Hasil Identifikasi
|
Penjelasan
Asal Daerah
|
|
Nama
|
Fungsi
|
|||
01.
|
![]() |
|
|
|
02.
|
![]() |
|
|
|
03.
|
![]() |
|
|
|
04.
|
![]() |
|
|
|
Kegiatan
identifikasi bisa dilanjutkan dengan menampilkan sikap apresiatif. Berikut
contoh bagaimana menampilkan sikap apresiatif dengan cara mengisi kolom tentang
analisis bentuk, karakter, hingga penafsiran kesan/makna.
Tabel
Identifikasi bentuk dan karakteristik karya seni topeng
Kelompok :
.......................................................................................
Anggota : .......................................................................................
No
|
Gambar Topeng
|
Hasil Identifikasi
|
Penjelasan kesan/makna
|
|
Bentuk dasar
|
karakter
|
|||
01.
|
![]() |
![]() |
lucu
|
Topeng
berbentuk sebagian dan menyatu dengan
bentuk bibir pemakai, membuat kesan lucu
|
02.
|
![]() |
![]() |
Meng-
gelikan
|
Bentuk topeng
oval. Dengan mata bulat agak keluar, bibir agak terbuka tebal dengan gigi
memberi kesan menggelikan
|
Cobalah sekarang
berlatih menafsirkan bentuk
topeng, karakter dan kesan topeng pada tabel berikut ini.
Tabel
menafsirkan bentuk, karakteristik dan
kesan/makna topeng.
Kelompok :
.......................................................................................
Anggota : .......................................................................................
No
|
Gambar Topeng
|
Hasil Identifikasi
|
Penjelasan kesan/makna
|
|
Bentuk dasar
|
karakter
|
|||
01.
|
![]() |
|
|
|
02.
|
![]() |
|
|
|
03.
|
![]() |
|
|
|
04.
|
![]() |
|
|
|
Kegiatan apresiasi pada level
yang lebih tinggi bisa dilanjutkan dengan analisis bentuk ornamen , warna,
hingga makna/simbol bentuk dan warna topeng tersebut. Hal ini disesuaikan
dengan kedalaman atau keluasan bahan ajar yang perlu disajikan kepada siswa sesuai
tingkat kelas.
C. Berkarya Seni Rupa
Guru Seni Budaya perlu menguasai kompetensi berkarya seni
rupa yang dalam kurikulum minimal ada 4 aspek, yaitu: menggambar bentuk,
merancang seni kriya, menciptakan karya seni rupa dan memamer-kan hasil karya seni
rupa.
Prosedur berkarya seni rupa
dapat dikembangkan dengan melihat kompetensi yang ada, misalnya di SMP dapat
digambarkan sebagai berikut: (1) kelas VII
smt 1 meliputi: menggambar bentuk dengan objek karya seni rupa terapan
tiga dimensi dari daerah setempat, merancang karya seni kriya dengan
memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat, membuat karya seni kriya dengan
memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat; (2) kelas VII smt 2 meliputi:
menggambar bentuk dengan objek karya seni rupa terapan tiga dimensi dari daerah
setempat, membuat karya seni kriya dengan teknik dan corak daerah setempat,
menyiapkan karya seni rupa hasil buatan sendiri untuk pameran kelas atau
sekolah, dan menata karya seni rupa hasil buatan sendiri dalam bentuk pameran
kelas atau sekolah; (3) kelas VIII smt 1 meliputi: merancang karya seni kriya
tekstil dengan teknik dan corak seni
rupa terapan Nusantara, membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik dan
corak seni rupa terapan Nusantara, dan mengekspresikan diri melalui karya seni lukis/gambar; (4) kelas VIII smt 2
meliputi: membuat karya seni kriya
tekstil dengan teknik dan corak seni
rupa terapan Nusantara, mengekspresikan diri melalui karya seni grafis,
menyiapkan karya seni rupa hasil karya sendiri untuk pameran kelas atau
sekolah, menata karya seni rupa hasil karya sendiri dalam bentuk pameran kelas
atau sekolah; (5) kelas IX smt 1 meliputi: memilih unsur seni rupa Nusantara
untuk dikembangkan menjadi karya seni murni, mengekspresikan diri melalui karya
seni rupa murni yang dikembangkan dari unsur seni rupa Nusantara; (6) kelas IX
smt 2 meliputi: mengekspresikan diri
melalui karya seni rupa murni yang dikembangkan dari beragam unsur seni rupa
Nusantara dan mancanegara di luar Asia, menyiapkan karya seni rupa yang diciptakan
untuk pameran di sekolah atau di luar sekolah, dan menata karya seni rupa yang
diciptakan dalam bentuk pameran di sekolah atau di luar sekolah. Berikut contoh
pengembangan pembelajaran kelas VII semerter 1, yaitu: menggambar bentuk dengan
objek karya seni rupa terapan tiga dimensi dari daerah setempat; merancang
karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat.
1. Menggambar Bentuk Topeng
Topeng
memang agak sulit digambarkan karena banyak variasi-nya. Upaya mewujudkan gambar sebuah topeng sama dengan
menggambar bentuk dengan model topeng. Sebagai gambar bentuk, maka hal yang
paling mendasar adalah memindahkan obyek (dalam hal ini topeng) ke dalam bidang
gambar secara tepat. Dengan demikian diperlukan ketajaman dan ketelitian pengamatan
untuk mencapai detil bentuk obyek, termasuk didalamnya proporsi gelap terang
(pencahaya-an), modulasi, ketepatan/ kemiripan,
bentuk, warna, dengan memperhati-kan perspektif, gelap terang, dan
bayang-bayang.
Langkah-langkah
menggambar bentuk topeng dapat dilakukan sebagai berikut:
(a)
membuat
bentuk global topeng misalnya: bulat, bulat telur atau tak beraturan dan
sebagainya;
(b)
membagi bidang topeng menjadi 3
bagian;
(c) menentukan posisi mata, hidung, mulut dan
juga hiasan-hiasan yang ada;
(d)
membuat detil bentuk
masing-masing bagian wajah;
(e)
membuat gelap-terang dengan
menggunakan berbagai teknik arsiran.
Berikut salah contoh
langkah-langkah menggambar bentuk topeng. Mulailah dengan sket dan kemudian teruskan dengan
memberi arsiran.
![]() |
![]() |
||
Topeng Dewi Ragil
Kuning Sket Topeng Dewi
Ragil Kuning

Bentuk Topeng Dewi Ragil Kuning
Untuk melatih keterampilan siswa diminta memilih topeng sendiri
kemudian membuat gambar bentuk sesuai dengan langkah-langkah tersebut.
2. Mendesain Bentuk Topeng
Untuk mendesain topeng perlu
memperhatikan faktor faktor yang harus memenuhi prinsip seni terapan, yaitu:
a. Faktor
Estetis (mempunyai nilai indah)
Karya
seni kriya dikatakan indah apabila letak dan susunan (kompo-sisi)
unsur seninya tepat, baik bentuk maupun letaknya sehingga tampak serasi
atau harmonis. Disamping itu
harus ada unsur kelembutan, kehalusan, kerapian, dan kerajinan.
b. Faktor
Artistik
Suatu karya seni dikatakan
mempunyai nilai artistik bila karya tersebut mempunyai nilai yang memenuhi unsur seni, prinsip seni, dan fungsi seni.
c. Faktor
kegunaan (applied)
Faktor kegunaan merupakan yang
terpenting bagi seni kriya (seni rupa terapan). Dalam hal ini perlu
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
1) Keluwesan (flexibility) terdapat pada
hubungan yang serasi antara bentuk-bentuk benda dengan nilai gunanya, misalnya
kerajinan topi yang enak dipakai dan indah dipandang.
2) Keamanan (security)
Benda seni kriya harus dapat
menimbulkan rasa aman bagi pemakai atau pengunanya.
3) Kenyamanan (comfort)
Setiap benda kriya sebaiknya
membuat nyaman dan senang pemakai atau penggunanya.
d.
Faktor Tempat
Karya kriya (kerajinan) yang
diciptakan harus mempertimbangkan segi empat yang digunakan untuk meletakkan
benda kriya tersebut.
e. Faktor Rasa Bahan (karateristik bahan)
Faktor rasa bahan adalah sifat
dari suatu bahan,misalnya,sifat tanah liat, plastisin yang plastis, logam yang
bersifat keras, kayu yang lunak dan keras,dan rotan yang bersifat lentur.
f. Faktor
Selera
Karya seni kriya hendaknya
dapat memenuhi selera atau permintaan pasar atau pemakai, karena memiliki
tujuan komersil.
Berikut adalah salah satu
contoh langkah-langkah merancang topeng dalam bentuk sket.
![]() |
![]() |
||||
![]() |
Gambar sket rancangan Topeng
D. Ringkasan
1. Ciri-ciri seni rupa adalah jenis
seni yang menggunakan media rupa (visual), berorientasi pada produk, dan dapat
dinikmati dalam jangka waktu yang lama atau berulang-ulang.
2. Jenis-jenis seni rupa antara lain
meliputi: gambar, seni lukis, seni patung, seni grafis. desain grafis, seni
kerajinan/kriya, dan seni instalasi.
3. Unsur seni rupa meliputi: garis,
raut, warna, tekstur, ruang, dan gelap terang. Sedangkan prinsip seni rupa
meliputi: kesatuan, keseimbangan, ritme, proporsi, aksen, dan proporsi.
4. Prosedur apresiasi seni rupa meliputi:
mengidentifikasi, menganalisis, dan menafsirkan.
5. Prosedur berkarya seni berkarya seni
murni dan berkarya seni terapan.
E. Latihan
1.
Secara berkelompok (4 - 5 orang) lakukanlah kegiatan
diskusi untuk menghasilkan pemetaan kerangka isi bahan ajar kompetansi dasar
apresiasi seni rupa untuk satu semester. Kemudian kembangkanlah salah satu sub
materi secara lebih rinci dengan mengkaji buku ini dan sumber lain.
2.
Berdasarkan hasil pengembangan sub materi latihan 1,
buatlah bagan prosedur apresiasi dan berkarya rupa untuk siswa sekolah menengah
serta model-model format observasinya.
3. Tempelkan beberapa hasil karya seni
(misalnya: gerabah), kemudian lakukanlah kegiatan apresiasi sesuai prosedur.
Selanjutnya lakukan berkarya seni (misalnya mendesain gerabah).
4. Secara
berkelompok (4 - 5 orang) buatlah rancangan pameran hasil karya seni rupa (berdasarkan pengalaman atau
sumber pustaka yang pernah dipelajari).